KOMPAS.com
- Bermain merupakan bagian dari proses perkembangan anak yang sangat
berarti. Sayangnya, banyak orangtua Indonesia yang ternyata tidak
mengetahui hal ini. Bahkan, mereka menganggap ikut bermain bersama anak
bukan sesuatu yang pantas dilakukan. Oleh karena itu, orangtua kerap
terlihat membiarkan anak bermain sendiri sehingga anak bermain dengan
alat yang tidak sesuai kapasitasnya. Jika anak terus dibiarkan seperti
ini, ia akan mengalami gangguan pada fisik dan psikis.
Knowledge
All
(93)
Astrology
(2)
Baby
(25)
Fashion
(23)
Finance
(1)
Folk Tales
(4)
Foods
(8)
Health
(12)
Kids
(13)
Knowledge
(30)
Motivation
(6)
Pregnancy
(10)
Travelling
(1)
22 Februari 2013
21 Februari 2013
Memilih Mainan Sesuai Usia Anak
KOMPAS.com
- Saat Anda memasuki toko mainan, Anda mungkin terpana melihat begitu
banyaknya jenis mainan yang disediakan. Begitu banyak, hingga Anda
mengurungkan niat untuk membeli mainan untuk anak Anda. Toh, si kecil
juga tetap asyik meskipun "mainannya" hanya toples berisi permen yang
berulangkali dituang dan dimasukkan kembali. Atau, serbet yang
berulangkali diseretnya dengan kaki ke sana-kemari.
Namun, Anda
perlu mengingat, mainan yang baik haruslah yang mendorong tumbuh-kembang
anak. Mainan tersebut juga harus disesuaikan dengan karakter anak. Apa
yang cocok untuk anak lain, belum tentu disukai anak Anda. Mainan tidak
boleh terlalu sulit, karena akan membuatnya frustrasi. Jika terlalu
mudah, akan membuatnya bosan. Kemudian, menurut Alvin Eden, M.D.,
profesor klinis di jurusan Pediatrics, Weil Medical College of Cornell
University, New York, saat memilih mainan anak, Anda harus
mempertimbangkan tingkat keamanannya. Pada dasarnya mainan tidak boleh
memiliki sudut yang tajam, bagian-bagian yang mudah dilepas, tidak mudah
patah atau pecah, berukuran cukup besar sehingga tidak dapat dimasukkan
ke mulut dan ditelan.
13 Februari 2013
New Jazz atau Keliling Dunia
Jika Anda mendapat rezeki nomplok sebesar Rp 200 juta, apakah lebih baik digunakan untuk membeli Honda Jazz seri terbaru, atau digunakan untuk biaya jalan-jalan keliling dunia, menembus 7 benua?
Pertanyaan krusial diatas telah lama diteliti dalam beragam studi mengenai kebahagiaan (Happiness Study). Pertanyaan itu diajukan untuk menguji dampak possession (kepemilikan terhadap barang-barang) dan experience (pengalaman nyata seperti jalan-jalan keliling dunia) terhadap kebahagian jiwa seseorang.
Langganan:
Postingan (Atom)