Menurut konsultan gizi dan masak sehat alami, Wied Harry Apriadji, kecemasan Ibu dalam mempersiapkan dan memilih MPASI yang pertama wajar saja karena makanan yang terbaik menentukan tumbuh-kembang bayi nantinya. MPASI sebaiknya berupa makanan alami, yang dibuat sendiri di rumah. Makanan alami tidak mengandung bahan tambahan (food additives), seperti essens/zat perasa dan bahan pewarna yang memberatkan organ pencernaan bayi, terutama hati (liver) dan ginjal. Meskipun diklaim aman untuk bayi, setiap bahan sintetis yang ditambahkan ke dalam makanan bayi akan dideteksi sebagai toksin/racun oleh tubuh. Walaupun demikian, makanan kemasan untuk bayi tetap bisa digunakan sesekali pada kondisi darurat, misalnya bepergian. Namun, bukan sebagai makanan sehari-hari untuk bayi.
Buah, makanan pemula MPASI
Buah segar menjadi pilihan pertama makanan pemula MPASI. Berbeda dari nasi dan bahan pokok lainnya, buah segar mengandung karbohidrat yang sederhana dan mudah dicerna, yaitu fruktosa (gula buah). Kemudahan gula buah dicerna oleh bayi mendekati ASI karena secara alami dilengkapi enzim pencerna. Oleh karena itu, buah digolongkan dalam predigested food atau semidigested food, yaitu makanan yang sudah separuh tercerna.
Sebaiknya, bayi usia dini (6-7 bln) tidak diberi karbohidrat kompleks dalam bentuk nasi dan bahan pokok lainnya (termasuk tepung beras) yang tidak mudah dicerna. Lagipula, nasi dan bahan makanan pokok lainnya tidak dilengkapi enzim pencerna pati sebagaimana buah. Pisang adalah satu-satunya buah kaya karbohidrat/pati. Oleh karena itu, bayi usia dini tidak diberi pisang dalam jumlah banyak (tidak lebih dari 50 gram sekali makan) dan diencerkan.
Pada tahap awal pemberian MPASI, bunda dapat membuat pure buah yang ditambahkan cairan ASI. Tambahan cairan bisa lebih banyak dari jumlah pure buah, kemudian secara bertahap kurangi jumlah cairan. Biasanya, bayi perlu menyesuaikan diri selama 4-5 hari. Walaupun demikian, patokan ini tidak mutlak karena keterampilan makan setiap bayi tidak sama. Ada bayi yang bisa langsung menyantap pure buah dengan kepekatan tertentu.
Buah Apa Yang Cocok?
Jeruk: jeruk baby, jeruk keprok manis, jeruk medan
Pepaya
Avokad
Jambu biji: sebaiknya jambu biji merah karena lebih kaya betakaroten
Melon: melon hijau, melon jingga
Semangka: semangka merah, semangka kuning
Apel manis: Apel Red Delicious
Pir manis: pir Yangli
Pisang: pisang ambon
Mangga manis: mangga madu, mangga arumanis, mangga simanalagi
HINDARI GULA
Hindari menambahkan gula ke dalam jus atau pure buah. Biarkan bayi mengenali keragaman cita rasa manis asli buah. Gula mematikan cita-rasa dasar buah sehingga bayi tidak memiliki kekayaan perbendaharaan cita-rasa makanan. TIDAK MENAMBAHKAN GULA juga penting untuk melatih kepekaan saraf perasa bayi agar kelak tidak ketagihan gula dan makanan manis. Selain tidak berguna (karena rasa jus/pure buah sudah manis), gula hanya akan membebani kerja pankreas dan hati (liver) bayi anda.
NASI DAN SAYURAN, SUMBER KARBOHIDRAT KOMPLEKS
Setelah buah-buahan segar, secara bertahap pencernaan bayi diperkenalkan dengan bahan makanan lain, yaitu pati (nasi, kentang, makanan pokok lain) serta serat (beragam sayur-sayuran). Sayuran juga mengandung serat, salah satu jenis karbohidrat yang tidak mudah dicerna.
Lazimnya, nasi dan makanan pokok lain serta sayuran diberikan pada bayi setelah berusia 7 bulan. Sehingga alat pencernaan bayi dapat sedikit-demi sedikit bertambah kerjanya, tanpa harus dibebani muatan pencernaan melebihi kapasitasnya.
Dikutip dari Buku ‘Variasi Makanan Sehat Bayi’
Tulisan Wied Harry Apriadji
Penerbit Puspa Swara 2006 hal. 56-59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar